Research Keyword + Studi Kasus: Peringkat 1 Tapi Trafik Sepi

Research Keyword + Studi Kasus: Peringkat 1 Tapi Trafik Sepi

Panduan Research Keyword ini sebagai BAB Pertama pada Pusat Panduan Search Engine Optimization (SEO) M Jurnal.

Kenapa Panduan ini Saya jadikan BAB Pertama dalam mempelajari SEO ? Karena Saya tidak ingin Anda terlambat menyadarinya dan menyesal belakangan.

Terlambat menyadari sebelum Anda membuat ratusan bahkan ribuan konten yang Anda buat dengan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, bahkan uang.

Juga sebelum Anda merasa lelah telah membuat banyak sekali konten yang sudah masuk peringkat 1 di google, tapi pengunjung Website Anda masih sepi.

Bahkan jangan sampai Anda kecewa karena telah mengeluarkan modal yang banyak untuk promosi tapi tingkat konversi (penjualan) di Website E Commerce Anda masih kecil.

ITULAH PENTINGNYA KENAPA RESEARCH KEYWORD DILAKUKAN PERTAMA KALI.

ROLAN MARDANI

Saya menyusun Panduan Research Keyword ini 100% Gratis dan dioptimalkan agar dapat dengan mudah dimengerti meskipun Anda baru saja mengenal apa itu SEO.

Saya harap Anda dapat memahami setiap kalimat pada Panduan ini untuk meningkatkan peringkat Website ataupun untuk meningkat konversi penjualan.

Selamat membaca dan jangan lupa praktik !

Seberapa Penting Research Keyword itu ? Ini Studi Kasusnya

Apa benar Research Keyword itu sangat penting ! Seberapa pentingkah ?

Terlebih dahulu coba pahami apa itu Researh Keyword ?

Riset Keyword adalah suatu kegiatan mencari kata kunci yang bernilai tinggi bagi Website Anda untuk mendapatkan keuntungan seperti meningkatkan jumlah visitor ataupun meningkatkan konversi penjualan produk.

Maksud mencari kata kunci adalah mencari tahu kata apa yang banyak digunakan orang lain untuk mencari informasi di search engine (seperti Google). Dan kata kunci tersebut harus relevan serta bernilai tinggi bagi website Anda.

Ilustrasinya begini…

Semua orang yang mencari informasi melalui Search Engine (seperti Google, Bing,Yahoo dll) pasti menggunakan kata kunci tertentu.

Kemudian search Engine memberikan hasil yang paling relevan dengan kata kunci yang digunakan pengguna.

Jika Anda menggunakan kata kunci yang tepat serta mengoptimalkannya dalam artikel yang Anda buat, maka bukan cuma trafik tinggi yang Anda dapatkan.

Bahkan trafik tersebut berpotensi meningkatkan konversi penjualan produk di Website Anda.

Namun jika Anda tidak paham tentang Research Keyword, besar kemungkinan Anda akan mengoptimalkan kata kunci yang jarang di gunakan pengguna, bahkan tidak pernah digunakan sama sekali.

Inilah salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan pemula.

Biar semakin jelas, Saya berikan studi kasus. Bagaimana trafik artikel yang dibuat tanpa menggunakan Research Keyword VS dengan menggunakan Research Keyword.

#1 Tanpa Research Keyword = Tidak Menjamin Trafik

Misalnya seperti salah satu artikel di M Jurnal yang dibuat tanpa Research Keyword berikut:

Dengan menggunakan keyword “Variabel Paling Berpengaruh”, artikel tersebut berhasil muncul di halaman pertama bahkan no 1 di Google.

Tapiii… meskipun peringkat 1 di Google… Pengunjung artikel tersebut tidak begitu banyak. Kenapa begitu ? Karena hanya sedikit orang yang mencari informasi menggunakan kata kunci tersebut.

Note: Gambar di atas adalah hasil Research Keyword menggunakan Google Keyword Planner. Saya akan jelaskan cara menggunakannya pada SUB-BAB selanjutnya. Pertama-tama, pahami dahulu Panduan dasar Research Keyword ini.

Gambar di atas adalah estimasi berapa banyak kata kunci “Variabel Paling Berpengaruh” digunakan pada mesin pencari Google.

Rata-rata pencarian dalam 1 bulan hanya 0 – 10 kali. Bisa Anda bayangkan berapa trafik yang dihasilkan dari artikel tersebut ?

Note: Gambar di atas adalah trafik artikel tersebut berdasarkan Google Analytics.

Rata-rata trafik artikel tersebut sangat kecil bahkan masih di bawah 10 view per hari nya.

Itu contoh trafik artikel tanpa Research Keyword. Nah bagaimana nasib artikel dengan Research Keyword ?

#2 Dengan Research Keyword = Lebih Menjamin Trafik

Research Keyword bukan hanya menjamin trafik saja, tapi juga bisa mendatangkan trafik yang tepat sasaran.

Seperti gambar diatas dengan keyword “Skripsi Manajemen Keuangan”, salah satu artikel M Jurnal berhasil masuk halaman pertama tepat di bawah Google Scholar.

Lalu apakah artikel tersebut mendatangkan trafik yang banyak ?

Berdasarkan Google Keyword Planner, Estimasi pencarian dengan keyword “Skripsi Manajemen Keuangan” antara 1K-10K (1.000 – 10.000) pencarian per bulan.

Sementara, real trafik untuk artikel tersebut bisa lebih dari 100 page view per hari. Jika trafik artikel ini stabil, maka bisa mencapai 100 x 30 = 3.000 page view per bulan untuk 1 artikel.

Jadi menurut Anda, mana yang lebih baik antara membuat konten dengan research keyword atau tanpa research keyword ?

Pemula Cenderung Salah Langkah

Saya sarankan jangan telan mentah-mentah 2 contoh studi kasus di atas. Jika begitu, Anda pasti cenderung salah langkah.

Jika melihat contoh studi kasus di atas, blogger pemula sudah pasti akan mengincar keyword-keyword dengan volume pencarian tinggi tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain.

Itu tidak benar. Kenapa ? Karena ada 3 alasan berikut:

#1 Jangan Incar Keyword Dengan Volume Tinggi Jika…

Loh kenapa ? Berat cuuy… Keyword-keyword dengan volume tinggi udah di incar oleh website-website gede yang udah punya nama.

Bahkan media nasional pun saat ini mengincar keyword-keyword long term dengan volume tinggi.

Konten Anda akan sulit masuk halaman pertama search engine. Terlebih lagi jika Website Anda masih baru beberapa tahun.

Boro-boro masuk halaman pertama, mungkin 10 halaman google aja belum tentu masuk.

Jadi, apakah website baru yang mengincar keyword volume tinggi tidak akan bisa masuk peringkat 1 ?

Bisa saja. Tapi butuh waktu yang sangat lama, bahkan biaya yang tidak murah.

Kenapa begitu ? Karena ada banyak faktor yang digunakan Google untuk menentukan peringkat sebuah konten Website, termasuk histori peringkat konten Anda yang lainnya serta interaksi pengguna pada konten Anda.

Misalnya, katakanlah Anda memiliki 3 konten (A, B, dan C) yang menarget keyword volume kecil.

Ketiga konten tersebut berhasil masuk peringkat 1 Google. Selain itu, engagement ketiga konten tersebut juga bagus.

Note: Banyak indikator yang mengukur tingkat engagement, salah satunya “Bounce Rate” & “Waktu Rata-rata” dihalaman dari Google Analytics.

Ketiga konten tersebut sudah bisa dianggap berhasil (saat ini) dan menjadikan Website Anda cukup baik di mata search engine.

Jika website Anda sudah mengalami kondisi seperti ini, barulah mulai incar keyword-keyword dengan volume tinggi yang memiliki persaingan tinggi.

Ini akan sedikit membantu untuk bersaing pada keyword volume tinggi.

Namun, jika website Anda masih benar-benar baru dan peringkat konten (yang sudah ada) belum terlalu bagus, lebih baik fokus untuk keyword volume rendah – sedang saja.

#2 Jangan Gunakan Keyword Serupa (Mirip) Lebih dari 1 konten

Mengenai tentang Research Keyword, sebagian besar orang akan menggunakan Google Keyword Planner untuk mencari keyword.

Itu tidak salah jika Anda menggunakannya dengan benar.

Misalnya, Putra menyediakan Jasa SEO di Website nya. Dia menggunakan keyword “Jasa SEO” sebagai keyword utama.

Katakanlah konten dengan keyword “Jasa SEO” berhasil masuk peringkat 1 Google.

Kemudian, dia menggunakan Google Keyword Planner untuk mencari kata kunci lainnya yang berkaitan dengan Keyword utama.

Putra mendapatkan beberapa keyword yang bagus dengan volume pencarian yang cukup bagus.

Kemudian, 1 keyword ia optimalkan untuk 1 konten, sehingga kini ia memiliki 4 konten. Nah, disinilah kesalahan terbesarnya. Kenapa ?

Coba Anda lihat lagi keyword-keyword di atas. Semuanya hampir serupa dan tidak bervariasi sama sekali.

Meskipun masing-masing keyword memiliki estimasi volume per bulan cukup tinggi, bukan berarti Anda bisa menggunakan masing-masing keyword tersebut untuk 1 konten.

Tapi, Keyword yang serupa harus Anda optimalkan dalam 1 konten. Bukan di bagi menjadi banyak konten.

Dalam contoh ini, keyword “Jasa SEO”, “Jasa SEO Murah”, dan “Jasa SEO Terbaik” harus Anda optimalkan untuk 1 konten.

Karena jika Anda paksakan 1 keyword untuk 1 konten, maka akan berpengaruh negatif terhadap peringkat Website Anda secara keseluruhan.

Ini juga yang disebut dengan konten kanibal / persaingan keyword internal / duplicate content.

Bahkan jika Anda melakukan ini secara berlebihan, Google tidak akan segan-segan menghilangkan Konten Anda dari hasil pencarian (deindex / kena pinalty).

Karena Google tidak suka dengan Website yang pembahasannya itu-itu aja. Melainkan Google suka Website yang “Kaya akan Informasi” dan tentunya harus bervariasi.

Ini salah satu sinyal “hati-hati” bagi Anda yang membangun blog 1 niche. Jangan sampai salah langkah !

Lalu Apa boleh menggunakan 2 atau lebih Keyword dalam 1 konten ?

Tentu saja boleh, karena pada dasarnya konten Anda muncul di Search Engine tidak hanya dari 1 keyword yang Anda pilih saja. Bahkan bisa muncul dari keyword lain yang tidak Anda optimasi.

Misalnya seperti artikel Studi Kasus yang ke 2 diatas. Keyword Utamanya adalah “Skripsi Manajemen Keuangan”. Sedangkan artikel tersebut juga muncul dari keyword (serupa) lainnya seperti:

Note: Gambar di atas Saya ambil dari Google Search Console yang menggambarkan keyword apa yang digunakan orang lain, sehingga google menyertakan artikel tersebut pada hasil pencarian.

Jika keyword yang serupa juga Anda optimalkan dalam 1 artikel, besar kemungkinan artikel tersebut akan masuk halaman 1 serta meningkatkan RKT (Rasio Klik Tayang).

Mulai sekarang, berhentilah menggunakan 2 atau lebih keyword serupa untuk artikel yang berbeda. Tapi optimalkan untuk 1 artikel agar mampu bersaing.

#3 Tidak Semua Keyword Volume Tinggi Juga Bernilai Tinggi

Ada keyword yang memiliki volume tinggi tapi tidak akan pernah mendatangkan trafik ke Website Anda meskipun sudah masuk halaman pertama search engine.

Maksud dari bernilai tinggi itu apa sih ?

Misalnya, katakanlah Putra menjual sepatu bola di Website nya. Salah satunya adalah sepatu bola adidas.

Kemudian ia menggunakan Google Keyword Planner untuk mencari kata kunci yang memiliki volume tinggi dengan harapan dapat mendatangkan trafik tinggi pula.

Dan ia menemukan keyword “Sepatu Bola Adidas” memiliki volume pencarian yang tinggi (10K – 100K perbulan). Lumayan tinggi untuk sebuah trafik.

Ia langsung membuat konten dan mengincar kata kunci tersebut. Nah, disinilah letak permasalahannya.

Konten tersebut tidak akan pernah memasuki peringkat 1 Google apa lagi menjadi konversi penjualan. Kenapa ?

Karena google tau bahwa pengguna yang menggunakan keyword “sepatu bola adidas” akan mencari tahu informasi sepatu bola merek adidas yang original.

Sehingga, google memberikan peringkat 1 untuk Website resmi adidas.

Contoh lainnya… Salah Memilih Keyword

Putra sadar bahwa dia tidak akan bisa masuk peringkat 1 untuk keyword “sepatu bola adidas”. Sehingga ia menggunakan Long Tail Keyword “Sepatu Bola Adidas Murah” (volume 100 – 1.000 per bulan).

Dan ia mengoptimalkan keyword tersebut pada konten dengan format “Artikel”. Apa yang terjadi ? Artikel tersebut tidak akan pernah masuk ke halaman pertama, apa lagi peringkat 1.

Saat ini peringkat 1 google dikuasai oleh Marketplace. Tapi bukan nama besar marketplace itu yang menjadi masalah.

Tapi karena Putra salah menggunakan tipe konten untuk keyword tersebut. Kenapa ?

Coba kunjungi konten yang masuk peringkat 1. Lihat seperti apa kontennya.

Ternyata, tipe konten diperingkat 1 adalah konten daftar (kategori) produk sepatu adidas.

Anda paham maksud Saya ? Google itu tau maksud / tujuan pengguna. Ketika pengguna klik peringkat 1, mereka akan melihat daftar produk sepatu adidas.

Dihalaman tersebut, mereka bisa melihat-lihat produk dan membandingkan harga produk yang lebih murah.

Nah, 2 contoh keyword bernilai tinggi diatas dikenal juga dengan “Search Intent” (Maksud / tujuan orang meggunakan kata kunci tersebut).

Dalam SEO, khususnya Research Keyword, Anda tidak bisa sembarangan mengincar keyword yang memiliki volume tinggi.

Pahami juga tentang search intent bukan hanya untuk mendapatkan trafik tinggi, tapi juga untuk mendapatkan trafik yang tepat sasaran untuk bisnis Anda.

Silahkan lanjutkan ke SUB-BAB berikutnya…

0

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *